Jurnal 24
Pengembangan Sistem Informasi Geografis DesaPintar (SIG) di Indonesia Dan Pendekatannya Yang Analog
1. Pendahuluan
Desa pintar tahu tentang warganya, sumber dayayang tersedia, layanan publik yang berlaku dan tersedia. Desa pintar juga harus tahu apa yang dibutuhkan dan kapan dibutuhkan. Disebutkan pula bahwa inisiatif desapintar berfokus pada efisiensi penggunaan sumber dayayang lebih baik, memberdayakan tata kelola desa, akses ke fasilitas dasar dan perilaku individu dan masyarakat yang bertanggung jawab dalammembangun masyarakat yang makmur.
Dalam kaitannya dengan teknologi informasi, banyak penulis menyatakan secara sederhana bahwadesa pintar adalah desa yang memiliki kemampuanuntuk menggunakan teknologi informasi dalampengembangan sumber daya manusia dan alam. Desapintar secara tidak langsung dapat meningkatkanekonomi mereka karena konsep desa pintarmemungkinkan warga desa untuk mengkomunikasikanpotensi sumber daya alam ke luar desa dan memilikikemampuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola sumber daya desa oleh penduduk desa.
Model dan paket aplikasi yang mudah digunakanoleh pejabat desa dalam melayani warga mereka dan kemudahan mengelola data dan informasi akanmendukung pengembangan desa. Aplikasi SIG adalahsalah satunya, desa SIG dapat dibangun denganmemprakarsai pengumpulan data dasar, mengolahnyamenjadi informasi yang diperlukan yang mudahdikaitkan dengan data spasial sehingga informasi yang dihasilkan lebih komprehensif dan bermakna untukmendukung pembangunan nyata. GIS desa dapatdibangun dengan mengumpulkan data mentah terlebihdahulu, dan membangun gudang data spasial yang mudah diakses, dan mengolahnya menjadi informasiyang siap digunakan
2. Data dan Metodologi
Penelitian ini didasarkan pada sumber data tabular dan spasial. Data sekunder telah diperoleh daridatabase desa yang tersedia. Metodologi penelitianadalah studi literatur dan dokumen. Studi literatur desapintar dilakukan untuk menilai sistem sistem informasidesa yang ada dan mengeksplorasi kemampuanperangkat lunak sistem yang ada saat ini untukmempromosikan model sistem informasi baru yang sesuai. Sistem informasi geografis (SIG) model dipilihuntuk menyajikan sistem informasi sumber daya desaberdasarkan lokasi geografis. Studi dokumen dilakukanmengenai legislasi desa untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi kebutuhan data dan informasiadministrasi desa dan layanan publik.
3. Hasil
Sumberdaya Desa. Data sumber daya desa terkaitdengan program pembangunan fisik dan intervensi di desa oleh pemerintah daerah dan pusat. Merujuk pada sistem informasi profil regional Kementerian DalamNegeri Indonesia ada sekitar 600 item data yang berkaitan dengan pembangunan daerah.
Administrasi dan Layanan Publik. Di Indonesia beberapa administrasi desa adalah penyelenggaraurusan pemerintahan oleh “badan pemerintahan desa” dan “badan konsultatif desa” untuk mengatur dan mengelola kepentingan masyarakat lokal berdasarkanasal-usul dan adat setempat yang mengakui dan menghormati sistem pemerintahan.
4. Kesimpulan
Indonesia memiliki sekitar 82.353. Pendekatananalog dapat digunakan dalam pengembangan basis data dengan karakteristik yang berbeda, seperti desapertanian, desa nelayan, dan desa industri. Oleh karenaitu, model GIS desa harus disiapkan berdasarkankarakteristiknya.
Penggunaan perangkat lunak open source untukmembangun GIS dan pendekatan ekstraksi basis data nasional ke dalam basis data desa akan mempercepatpengembangan GIS, memfasilitasi pengembangan dan implementasi GIS desa serta pembiayaan yang tidakmahal.
Partisipasi aktif aparat desa, ketua RW, dan ketua RT merupakan kunci keberhasilan pengembangan basis data tabular dan spasial serta data pembaruan mereka. Data pembaruan perlu dilakukan dengan mantap, seperti halnya peremajaan data monografi desa. GIS adalah pengganti monograf desa yang memfasilitasilayanan informasi publik yang cepat dan lengkap dan mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pembangunan desa. Proses pengembangan dan implementasi GIS desa harusdikoordinasikan oleh lembaga yang sesuai di dalamKementerian Dalam Negeri untuk memastikanpendekatan yang analog. Kolaborasi dengan lembagaeksternal seperti universitas terdekat direkomendasikandan disarankan keterlibatan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar